"Ini hanya teori yang dibuat-buat bahwa dengan diselenggarakan ajang maksiat ini di Indonesia, investor akan datang dan produk Indonesia akan laku," ujarnya pada Rabu (28/8/2013).
Menurutnya, belum ada perhitungan secara ilmiah yang bisa membenarkan jika ajang Miss World dilakukan di Indonesia, maka produk lokal akan laku. Ia justru menilai sebaliknya, yaitu kapitalisme bisnis fesyen dan bisnis kosmetik. Justru produk internasional yang akan dominan.
Ya Ustat jelas semua toeri lah, cuma ustat punya teory apa?? ustat kerjaannya hanya komplain sana sini lewat media tapi tidak berusaha merangkul islam secera keseluruhan, bahkan MIUMU saat ini terkesan hanya membela kelompok Islam tertentu.
"Omong kosong dengan adanya Miss World, sarung Bali akan diangkat ke dunia internasional," katanya.
Kita lihat saja ustat? apakah hanya omong kosong atau tidak, tapi masyarakat bali yang religinya sangat tinggi tidak ada masalah tuh ( bukannya kita setuju miss word di bali ya) cuma Ustat, anda kebanyakan ngomong doang dan protes tapi mana solusi buat umat? selama ini kita lihat MIUMI hanya membela golongan islam tertentu saja...., maka kita pun nga percaya MIUMI, apalagi hanya bela golongan tertentu sajah
Bachtiar menolak keras ajang adu kecantikan ini karena secara konsep dan ideologi sangat bertentangan dengan kearifan lokal bangsa Indonesia. Kedua, ia menilai ada kekeliruan logika yang menyatakan Indonesia harus berbangga karena menjadi negara Asia Tenggara pertama sebagai tuan rumah Miss World.
"Ini bukan kebanggaan. Kita seharusnya merasa dilecehkan kalau ajang maksiat ini dilaksanakan di Indonesia," ujarnya.