Kamis, 21 Juni 2012

Mengenal Pendekar pitung



Siapa yang tidak mengenai pitung? Hampir semua masyarakat Indonesia mengenai siapa pitung, sebagai pembela rakyat kecil dan menolong golongan yang lemah. Begitulah image bagus yang kita dapatkan dari sosok pitung melalui film dan informasi dari mulut kemulut termasuk dari sumber-sumber di Internet.

Bila kita mengenal pitung dari Film maka kita akan melihat pitung adalah sosok yang hebat, bisa menghilang  dan kebal senjata karena ia memiliki ilmu Rawa Rontek yang tidak terkalahkan. Bahkan tubuh pitung bisa kembali utuh walaupun ada bagian tubuh yang tertebas. Demikianlah apa yang kita saksikan melalui Film, akan tetapi apakah sedemikian saktinya si pitung ini hingga kita menutup mata tentang sejarah yang sesungguhnya.



Dari beberapa hepotesa, analisa dan diskusi dengan berbagai kelompok peneliti bahwa Pitung adalah manusia biasa seperti kita, kepeduliannya terhadap masyarakat kecil yg tertindas menyebabkan dia memberanikan diri untuk menolong yang lemah dengan mengandalkan ilmu Beladiri warisan bangsa kita yaitu “Silat”.


Silat yang ia Pelajari tidak hanya silat batawi saja akan tetapi juga beberapa aliran silat dari daerah lainnya, Tubuhnya yg tidak begitu tinggi membuat pitung lincah dalam bermain silat, beda dangan film-film yang kita saksikan tubuh Pitung sangat Atletis dengan wajah yang agak-agak indo, padahal  tidaklah seperti itu, Pitung yang memiliki darah Bugis atau malah kemungkinan asli bugis ini berpostur sedang dan ia sangat lincah selain itu ia memang sering melakukan aktifitas pekerjaanya di Pelabuhan di Teluk Jakarta, termasuk di sekitar marunda.  Di marunda terdapat rumah yang dikatakan itu adalah rumah si Pitung, padahal itu adalah rumah saudagar kaya yang rumahnya pernah di rampok oleh si pitung  penetapan Rumah H.Sapiuddin yang dianggap sebagai rumah Si Pitung adalah hasil "keterpelesetan" pemerintah pada masa orde baru dalam merangkai sejarah "tokoh hero" Betawi

Mengenai Ilmu Rawa Ronteknya sendiri tidak begitu jelas ia belajar dari mana, apakah benar ia miliki ilmu tersebut? , biasanya ke Ilmuan tersebut harus memiliki guru khusus yg menurunkannya, akan tetapi dalam sejarahnya tidak disebutkan ia belajar silat rawa rontek dari siapa sebab H. Naipin adalah seorang guru gaji dan hanya mengajarkan silat saja.  Ia tidak dapat di  tembak oleh timah panas bukan krn lantaran dia kebal senjata, tapi karena ia sangat Lincah sehingga Kompeni kesulitan menembaknnya, itu menurut sumber dari pustaka di leaden.

Di dalam film pitung yang pernah beredar, di ceritakan pitung terbunuh lantaran di memiliki kelemahan bila jimatnya tidak dikenakan maka ia akan mudah tertembak dan pelurunya pun harus peluru Emas. Padahal bila kita rujuk pustaka dari belanda yg  dikemukakan Margreet van Till (Belanda) dalam makalah/disertasinya, In Search of si Pitung, the History of an Indonesia Legend (1996). Sepak terjang Pitung berakhir,  kerena penghianatan kawan seperguruannya dan Pitung ditembak mati oleh Schout Van Hinne terjadi pada 16 Oktober 1893. Ia lalu dibawa ke rumah sakit dan esoknya meninggal dunia (17 Oktober). Beritanya dimuat dalam Hindia Olanda (edisi 18 Oktober 1893), pada usia yang muda, tidak disebutkan bahwa ia memiliki jimat dan di tembak menggunakan peluru emas.

Seorang budayawan betawi pernah mengatakan bahwa pitung belajar silat sahbandar, apakah benar? Kalau kita runut kembali sepertinya pitung tidak belajar silat tersebut, silat sahbandar berkembang di cianjur sedangkan pitung lebih banyak ditemukan di daerah perdagangan, pelabuhan,  ia pun tercatat belajar silat di sekitar condet, silat yang konon bernama silat macan atau silau macan. Silat ini memang berkembang pula di beberapa daerah di Jakarta. Sedangkan silat sahbandar merupakan silat yg berasal dari Sumatra  dan dibawa oleh H.Mohamad Kosim (1766-1880), dan saat sampai di pulau jawa dan berkembang Jakarta, Purwakarta dan tentunya di Cianjur.

Setelah Pitung tertembak menurut cerita jasatnya di pisah agar ia tidak kembali hidup lagi, begitulah menurut cerita di dalam film dan cerita yang berkembang di masyarakat, padahal tidaklah benar krn kalau pun jasatnya hidup lagi, mangapa si pitung harus di rawat di rumah sakit selama 2 hari?  Dan sebenarnya dari rumah sakit di jaman belanda bisa diketahui hasil rekaman medis hingga pitung di kebumikan.

Dimana kah pitung di kebumikan? Menurut keluarga besar Pitung di kebumikan di Jakarta Tepatnya depan sebelah kanan gedung Telkom Kemandoran (Palmerah) masuknya ke  Sukabumi Ilir kali, makam tidak terurus berukuran 50x100cm, ditandai dengan peluran semen yg berantakan disekelilingnya. Makam dinaungi sekumpulan pohon bambu tua yang amat rimbun hampir menutupi 1/4 muka kantor Telkom. Sejatinya Telkom ingin mengembangkan kantornya, namun hal itu urung demi menghormati masyarakat Rawa Belong yang masih sering menziarahi, terutama pada awal puasa dan lebaran.  Pihak Telkom memagari makam secara khusus terpisah dari kantor.

Itulah sepenggal cerita tentang pitung yang dimasyarakat luas masih mengait-ngaitkan legeda dengan kenyataan yang terjadi, apalagi legenda pitung hidup di mayarakat dengan di dukung film si pitung yang sangat heroic  dan penuh intrik-intrik yang memukau, akan tetapi artikel kecil ini tidak bertujuan mengkerdilkan sejarah si pitung akan tetapi kami malah ingin memberikan pecintraan kepada masyarakat luas bahwa kepercayaan diri si pitunglah yang membuat kita bangga, dengan Ilmu silat murni yang ia pelajari, dia mampu menjadi  pahlawan bagi mayarakat betawi.(aresavana dari hasil penelitian yang mendalam)







Tidak ada komentar:

Posting Komentar