Kamis, 29 Desember 2011

Bung Karno, Pak Harto, Muammar Qaddafi, dan Ibadah Sosial

Oleh Prof Dr KH Ali Mustafa Yaqub MA


Saat berkunjung ke Rusia pada tahun 1950-an, Presiden Soekarno menyaksikan hanya ada satu masjid yang diizinkan Pemerintah Uni Soviet untuk dipakai oleh umat Islam. Namun, atas upaya Bung Karno kepada Pemerintah Uni Soviet, umat Islam di negeri beruang putih itu bisa memiliki sebuah masjid lagi di St Petersburg, yang dikenal dengan masjid biru. Sejak saat itu, Bung Karno dianggap sebagai pahlawan bagi umat Islam.

Dalam konteks ini, Bung Karno telah menjalankan dua ibadah, yakni ibadah individual dan sosial. Ibadah individual telah terputus dengan wafatnya Bung karno. Tapi, ibadah sosial akan terus berlanjut, selama masjid itu dipakai umat Islam Rusia.

Pada pembangunan Masjid Istiqlal Jakarta, Bung Karno juga punya andil besar. Beliau berupaya mencarikan dana untuk pembangunan masjid tersebut. Mungkin, tanpa dukungan Bung Karno, baik secara moral maupun material, boleh jadi Masjid Istiqlal belum terwujud. Karena itu, selagi Masjid Istiqlal dipakai oleh umat Islam, selama itu pula Bung Karno akan mendapatkan pahala sebesar pahala umat Islam yang beribadah di Masjid Istiqlal. Masjid biru dan Masjid Istiqlal menjadi contoh ibadah sosial yang telah dilakukan oleh Bung Karno.